Penemu Lampu Pijar, Thomas Alva Edison Bukan Penemu Sebenarnya?
artikel yang mejelaskan penemu lampu pijar
EDISON ATAU TESLA? SEJARAH PENEMU LAMPU PERTAMA KALI?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lampu pijar merupakan sebuah alat yang memancarkan cahaya dari kawat yang berada di dalam bola lampu yang berpijar apabila dialiri arus listrik.
Lampu listrik atau lampu pijar sendiri telah ditemukan lebih dari seratus tahun yang lalu. Karena sangat bermanfaat, lampu ini terus dipakai masyarakat di seluruh dunia hingga saat ini. Tapi pernahkah kalian berpikir siapa sebenarnya orang bersejarah dibalik ditemukannya lampu pijar ini? Mari kita simak kisahnya bersama.
Banyak video penjelasan atau dalam buku bacaan yang menjelaskan siapa penemu lampu pijar ini. Dan yang paling sering kita dengar adalah beberapa nama berikut.
Siapa Penemu Lampu Pijar Pertama?
Yang pertama Thomas Alva Edison sebagai penemu lampu. Edison merupakan nama yang paling sering kita temukan di buku pembelajaran di sekolah. Kemudian Joseph Swan yang dikenal sebagai fisikawan dan penemu asal Inggris juga disebut-sebut sebagai penemu lampu pijar. Dan yang ketiga adalah Nikola Tesla sebagai penemu lampu. Namun sayangnya idenya itu dicuri oleh Edison. Tapi tahukah kalian, beberapa nama diatas bukan merupakan nama dari sang penemu lampu pijar. Lalu siapakah penemunya?
Kisah ini bermula pada tahun 1800 ketika Alessandro Volta seorang professor asal Italia menemukan baterai pertama di dunia. Sejak ditemukannya penemuan besar ini, eksperiman seputar kelistrikan berkembang pesat. Ini semua karena baterai merupakan sumber listrik yang mudah didapatkan dan dipakai berulang-ulang. Dan pada tahun 1802 ada seorang penemu asal Inggris yang Bernama Humphry Devy yang sangat menyukai eksperimen tentang listrik. Saat dia sedang bereksperimen, dia mencoba menghubungkan baterai dengan sebatang karbon. Dan ternyata batang karbon yang dia pasang mengeluarkan cahaya. Dari percobaan tersebutlah disebut sebagai penemuan lampu pertama di dunia. Tetapi karena cahayanya yang terlalu terang dan hanya sebentar, penemuan ini belum bisa digunakan oleh banyak orang. Karena eksperimen ini cukup mengagumkan banyak orang, banyak ilmuan yang tertarik dan mencoba melanjutkan penemuan ini. Contohnya saja James Bowman Lindsays dan Frederic De Moleyns. Namun mereka belum bisa mengembangkan penemuan tersebut agar bisa dipakai oleh banyak orang.
Pengembangan Lampu oleh Beberapa Ilmuan
Setelah 38 tahun berlalu atau tepatnya pada tahun 1840, temuan tersebut menemukan Langkah besar dimana seorang ilmuan Bernama Warren De La Rue membuat lampu dengan menggunakan kawat lampu dan ruang hampa udara. Setelah dicoba, ternyata cahaya yang dihasilkan jauh lebih tahan lama dibandingkan dengan cahaya lampu yang ditemukan oleh Humphry Devy. Memang ini merupakan gebrakan yang luar biasa, namun sayangnya penemuan ini belum bisa dikomersilkan dan dipakai oleh banyak orang. Hal ini dikarenakan harga platinum yang sangat mahal.
Kemudian pada tahun 1850 Joseph Swan mencoba kembali penemuan Warren De La Rue. Joseph Swan mengganti kawat platinum tadi dengan kawat kertas khusus. Dan ternyata hasil yang didapatkan oleh Joseph Swan cukup baik. Tetapi tetap saja cahaya yang dihasilkan tidak bertahan lama dan belum bisa dikomersilkan dan dipakai oleh banyak orang. Sampai akhirnya pada tahun 1878 dan didukung oleh teknologi yang semakin maju, Joseph Swan akhirnya berhasil menemukan lampu dengan cahaya yang bertahan sampai 300 jam. Kemudian pada tanggal 18 Desember 1878, lampu penemuan Josep Swan didemonstrasikan di sebuah kampus di Newcastle upon Tyne di Inggris. Bukan hanya itu, lampu buatan Joseph Swan juga sudah di publikasikan di sebuah majalah Scientific American yang merupakan majalah yang membahas sains dan teknologi terbesar di Amerika Serikat. Walaupun pencapaiannya sangat hebat, lampu yang ia ciptakan belum cukup untuk dipakai oleh banyak orang.
Melihat kesempatan tersebut Thomas Alva Edison mendapatkan kesempatan yang bagus untuk menyempurnakan lampu listrik. Menurut Edison, lampu yang diciptakan oleh Joseph Swan mampu bertahan lama apabila mengganti bahan kawat lampu tersebut. Dan dengan dibantu oleh orang-orang kaya pada masanya seperti JP Morgan, Thomas Alva Edison mampu melakukan eksperimen secara terus-menerus agar dapat menghasilkan lampu yang ekonomis dan dapat bertahan lama. Tidak sampai disitu, Thomas Alva Edison bahkan membeli patent pengembangan lampu dari ilmuan lain. Bahkan Thomas Alva Edison juga membeli patent lampu dari beberapa ilmuan seperti pada tahun 1874 dari ilmuan asal Canada Henry Woodward dan Matthew Evans.
Kerja Keras Thomas Alva Edison
Thomas Alva Edison terus menerus melakukan eksperimen mengganti kawat dari berbagai bahan seperti rambut, bulu kucing, tumbuh-tumbuhan sampai tanduk hewan. Sayangnya, Thomas Alva Edison masih gagal dalam percobaannya. Namun, ia tidak pantang menyerah sehingga dikenal sebagai orang yang pantang menyerah dan pekerja keras. Bahkan ia dikenal dengan kata-katanya yang memotivasi seperti, “Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% kerja keras”. Namun tidak sedikit ilmuan yang meragukan Thomas Alva Edison karena sudah mengalami ribuan kegagalan. Waktu terus berjalan hingga akhirnya Edison menemukan bahan eksperimen yang baru yaitu kawat bamboo asal Jepang yang diolah secara khusus. Kawat dari bamboo ini bisa bertahan hingga 1500 jam. Sehingga ini menjadi lampu pertama yang bisa digunakan oleh banyak orang dan diproduksi massal di dunia pada tahun 1880 oleh Edison’s Electric Bulb Company.Thomas Alva Edison tidak hanya memproduksi lampu, namun juga memproduksi sistem pembangkit listrik, distribusi listrik hingga mengorganisir perusahaan-perusahaan lain untuk mendistribusikan lampunya. Pada tahun 1882 pembangkit ini sudah mampu mentenagai 400 lampu dari 82 pelanggan.
Tidak berhenti sampai disitu, Edison memiliki pesaing, ilmuan yang handal seperti E.Western dan W.Sawyers. E.Western sendiri mampu membuat kawat filamen lampu yang dimakan Tamidine. Bahan tersebut memiliki sifat yang padat, fleksibel dan kuat yang mampu bertahan selama 2000 jam. Dan W.Sawyers juga mampu menciptakan kawat lampu yang bisa pulih sendiri saat mengalami kerusakan. Namun seperti yang diduga, pesaing Thimas Alva Edison tetap kalah saing karena tidak ditopang oleh investor-investor besar dan juga tidak seterkenal Edison. Dengan begitu E.Western pindah Haluan ke pengukuran listrik dan W.Sawyers bergabung dengan Edison dan membentuk perusahaan yang dinamakan dengan General Electric.
Pada tahun 1910, William David Coolidge dari General Electric membuat sebuah inovasi baru. Dan performa lampu yang dihasilkan jauh lebih baik dari kawat bamboo. Fakta yang sangat menarik, inovasi dari William ini masih terus dipakai hingga saat ini. Tidak sampai disitu, pada tahun 1960 perusahaan General Electric Bersama dengan Nick Holonyak berhasil menemukan lampu LED secara tidak sengaja saat Nick Holonyak sedang bereksperimen membuat laser. Lampu LED ini digadang-gadang merupakan lampu yang paling banyak digunakan oleh banyak orang di dunia karena merupakan lampu yang dapat menghemat listrik.
Dari penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa penemu lampu bukan ditemukan oleh Thomas Alva Edison apalagi Nikola Tesla. Lampu pertama kali ditemukan oleh Humphry Devy dan dikembangkan oleh ilmuan lain seperti Joseph Swan, Warren De La Rue, H.Woodward dan masih banyak ilmuan lainnya. Dan lampu berhasil dipopulerkandan dikomersilkan oleh Thomas Alva Edison .
What's Your Reaction?